Jumat, 07 Februari 2014

Biosolar sebagai alternatif BBM

Makalah KIMIA
“ Biosolar sebagai alternatif BBM “



 










Nama : Tita Nafiannisa
Kelas : X 10

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA MADIUN


 KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah swt,atas rahmat,taufik serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Dengan tugas ini diharapkan dapat membantu saya dalam memahami pelajaran,serta dapat menambah minat kami untuk mempelajari pelajaran ini lebih lanjut. Saya telah berusaha menyusun artikel ini sebaik mungkin.Tetapi, tugas yang saya buat masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu saya mohon bapak/ibu guru dapat memakluminya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyusun tugas ini:
     1.Bapak ibu guru yang telah mempercayakan kepada saya menyelesaikan tugas ini.
     2.Orang Tua yang telah memberi dukungan kepada saya.
     3.Teman-teman yang telah memberi motivasi kepada saya.
     Demikian yang dapat kami sampaikan kami mohon maaf apabila dalam penyusunan tugas ini masih terdapat kekurangan.
Wassalamualaikum.
                                                                                   

Pembimbing                                                                Madiun,26 Des 2013
                                                                                   
Muhammad Romadlon                                                    Penyusun             
           







DAFTAR ISI

1.      Kata Pengantar....................................................................................................... 1
2.      Daftar Isi................................................................................................................ 2
3.      BAB I
1.1        Pendahuluan.................................................................................................. 3
1.1.1        Latar belakang................................................................................ 3
1.1.2        Rumusan masalah........................................................................... 3
1.1.3        Tujuan............................................................................................. 4
4.      BAB II
1.1              Pembahasan................................................................................................ 5
1.1.1        Pengertian biosolar………………………………......................... 5
1.1.2        Keunggulan dan kelemahan biosolar............................................. 5
1.1.3        Cara pengolahan biosolar…………............................................... 7
5.      BAB III
1.1              Penutup
1.1.1        Kesimpulan.................................................................................... 10
1.1.2        Saran.............................................................................................. 10
1.1.3        Daftar pustaka................................................................................ 10

















BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Penghematan energi dan penggunaan sesuai kebutuhan mutlak diperlukan. Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1945 Surabaya, Djoko Sungkono, Rabu (27/7/2011), menjelaskan, menurut para ahli minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang dikatakan sebagai bahan bakar fosil diperkirakan akan habis 30 tahun lagi, bahan bakar gas habis dalam kurun waktu 70-80 tahun, dan bahan bakar padat 120 tahun lagi. Sehingga diperlukan penghematan untuk bahan bakar fosil, tetapi jika kebutuhan akan bahan bakar juga banyak bagaimana cara mengatasinya.
Salah satu cara mengatasi krisis energi bahan bakar fosil ini yaitu menggunakan energi alternatif, dimana energi alternatif yang dapat diperbarui dan banyak tersedia di alam. Salah satu alternatif cara yaitu menggunakan bahan bakar nabati. Dimana nabati berasal dari tumbuhan yang selalu dapat diperbarui dan banyak tersedia di alam, apalagi di indonesia yang memiliki berbagai macam tumbuhan dan energi alternatif lain.
Bahan bakar yang sering digunakan saat ini adalah solar dimana sekarang ini masih banyak tersedia di alam, tetapi bagaimana beberapa tahun lagi. Alasan inilah yang membuat penulis mengambil topik ini. Dimana banyak kabar yang tersiar bahwa solar dapat diganti dengan alternatif bahan bakar lain yang lebih banyak keberadaanya di alam dan dapat diperbarui.
Dan membuat penulis ingin mengetahui apakah benar adanya bahwa terdapat alternatif bahan bakar lain pengganti behan bakar diesel yang banyak terdapat di alam dan dapat diperbarui.

1.2  Rumusan masalah

1.      Apa itu biosolar ?
2.      Bagaimana keunggulan dan kelemahan dari biosolar ?
3.      Cara membuat biosolar menjadi alternatif BBM ?


1.3 Tujuan

1.      Pembaca dapat mengetahui apa biosolar itu
2.      Pembaca dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dari biosolar.
3.      Pembaca dapat mengetahui tahap pembuatan biosolar menjadi alternatif BBM.





















BAB II
Pembahasan

A.   Pengertian biosolar
Biosolar adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan terbarukan atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak yang dibuat dari minyak nabati, minyak hewani atau dari minyak goring bekas/daur ulang melalui proses trans atau esterifikasi (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan) di samping Bio-etanol.
Biodiesel adalah biofuel yang terdiri dari ester monoalkyl yang berasal dari minyak organik, tanaman atau hewan, melalui proses tranesterification. Reaksi transesterifikasi biodiesel sangat sederhana:
Trigliserida + 3 Methanol → ← Katalisator → Glycerine + 3 Methyl Esters (Biodiesel)
Biosolar merupakan campuran solar dengan minyak nabati yang didapatkan dari minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Sebelum dicampurkan minyak kelapa sawit direaksikan dengan methanol dan ethanol dengan katalisator NaOH atau KOH untuk menghasilkan fatty acid methyl ester (FAME). Untuk Biosolar jenis B-5 yang dijual saat ini mengandung 5 persen campuran FAME.

Sebelum dicampurkan, laboratorium pengujian yang dimiliki Pertamina selalu memastikan FAME yang dipakai memenuhi standar spesifikasi yang sudah ditetapkan. Harus dipastikan tidak ada bakteri karena dapat merusak kulaitas bahan bakar saat didistribusikan. Biosolar B5 dapat dipakai pada mesin diesel standar tanpa perlu perubahan atau modifikasi
B.   Keunggulan dan kelemahan biosolar

Keunggulan Biosolar

Dengan kandungan minyak nabati, BBM menjadi lebih ramah lingkungan. Kepala Divisi BBM Pertamina, Djaelani Sutomo mengatakan Biosolar memiliki angka cetane 51 hingga 55 atau lebih tinggi daripada solar standar yang sekitar 48. Padahal, makin tinggi angka cetane, makin sempurna pembakaran sehingga polusi dapat ditekan. Kerapatan energi pervolume yang diperoleh juga makin besar. Selain itu, campuran FAME menurunkan sulfur sehingga tidak lebih dari 500 ppm.
Biodiesel atau Biosolar ini memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan bentuk energi lain. Lebih mudah ditransportasikan; memiliki kerapatan energi per volume yang lebih tinggi; memiliki karakter pembakaran yang relatif bersih; dan ramah lingkungan.
Kelemahan Biosolar

Tidak seperti solar murni, ternyata Biosolar memiliki kelemahan. Kelemahannya tak cocok dipakai untuk kendaraan bermotor yang memerlukan kecepatan dan daya, karena biodiesel menghasilkan tenaga yang lebih rendah dibandingkan solar murni.
Mayoritas kendaraan alat angkutan bertonase besar (Truk, Bis, dll) di Indonesia adalah bermesin diesel konvensional, belum bermesin diesel modern Common Rail. Apalagi mesin diesel sebelum tahun 2000, apakah dengan memakai Biosolar yang memiliki angka cetane 51 hingga 55 atau lebih tinggi daripada solar standar yang sekitar 48 tersebut tidak berdampak negatif pada daya tahan mesin diesel ‘Jadul’. Jaminan Pertamina bahwa Biodiesel dapat langsung dipakai pada mesin diesel standar tanpa perlu perubahan atau modifikasi tersebut harus lebih disosialisasikan lagi ke masyarakat luas tentunya harus dengan pembuktian uji secara teknis.
Kelemahan yang belum kita ketahui adalah jika katakanlahlaboratorium pengujian yang dimiliki Pertamina telah selalu memastikan FAME yang dipakai memenuhi standar spesifikasi yang sudah ditetapkan sehingga dipastikan tidak ada bakteri karena dapat merusak kualitas bahan bakar saat didistribusikan. Bagaimana jika bakteri itu muncul justru pada saat proses distribusi berlangsung akibat tidak terkontrolnya standar kualitas alat distribusi dan penyimpanan Biosolar sampai di tingkat SPBU. Apakah hal ini juga bisa menurunkan kualitas bahan bakar ?
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa Biodiesel atau Biosolar menghasilkan tenaga yang lebih rendah, maka bagi kendaraan alat angkut beban bertonase besar Biosolar ini justru menjadi kontra produktif, sebab mesin menjadi berkurang tenaganya bila dibanding saat memakai solar. Hal ini sangat dirasakan oleh Truk besar pengangkut pasir atau batu, sejak memakai Biosolar tenaga Truk dengan muatan yang sama seperti biasanya ternyata jadi lebih lemah.
Disinilah Pertamina dituntut untuk lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang keunggulan dan kelemahan Biosolar atau Biodiesel tersebut. Semoga semangat menuju pengurangan pencemaran udara dari emisi kendaraan bermotor (khususnya dari mesin diesel) tidak berbanding lurus dengan pengurangan kinerja tenaga mesin diesel itu sendiri.
C.   Cara pengolahan biosolar
Biosolar atau disebut juga biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati, minyak hewani atau dari minyak goreng bekas/daur ulang. Dan berikut ini cara pengolahan bahan alami untuk menjadi biosolar.
1.     Tanaman Jarak Sebagi Energi Alternatif

Dan salah satu energi yang banyak terdapat di alam yaitu tumbuhan, diman tumbuhan banyak terdapat di alam dan dapat terus diperbarui. Tanaman jarak penghasil biodiesel ini berasal dari jenis tanaman jarak pagar yang dalam bahasa Inggris bernama ‘Physic Nut’ dengan nama species Jatropha curcas, tanaman ini seringkali salah diidentifikasi dengan tanaman jarak yang dalam bahasa Inggris disebut ‘Castor Bean’ dengan nama species Ricinus communis.
Kedua tanaman ini berasal dari kerabat klasifikasi tanaman (family) yang sama yaitu ‘Euphorbiaceae’. Tidak sedikit dari kerabat klasifikasi tanaman Euphorbiaceae ini dikenal dengan nama lokal Indonesia sebagai tanaman jarak. Bahkan Jatropha sendiri sebagai sebuah ‘genus’ dalam klasifikasi tanaman memiliki 12 species, semuanya dikenal dalam nama lokal sebagai ‘tanaman jarak’.
Menjelang pertengahan tahun 2004 yang lalu, DaimlerChrysler, salah satu perusahaan otomotif terkemuka, berhasil mengujicobakan penggunaan bahan bakar BTL (Biomass to Liquid) pertama di dunia pada mobil Mercedes-Benz seri C (Mercedes-Benz C 220, red.), menempuh jarak 5.900 km dalan kondisi lingkungan yang ekstrim di India (India Daily, 19/7/2004). Bahan bakar tersebut kemudian diberi nama dagang SunDiesel, diperoleh dari minyak jarak dan merupakan salah satu program DaimlerChrysler dalam mengembangkan Biodiesel.
Manfaat minyak jarak sebagai substitusi bahan bakar sebetulnya telah lama diketahui. Misalnya melalui review yang dipublikasikan oleh Gubitz dkk (1999) pada jurnal Bioresource Technology edisi 67, disebutkan bahwa tahun 1997 grupnya di Austria, telah mempublikasikan hasil uji adaptasi minyak jarak pada mesin diesel standar. Di dalam review tersebut juga disebutkan bahwa jauh sebelum pengujian tersebut dilaksanakan, pada tahun 1982, peneliti dari Jepang juga telah memperoleh hasil memuaskan dalam menguji performansi mesin dalam menggunakan minyak jarak di Thailand.
Pengembangan minyak dari tanaman jarak melalui pendekatan ilmiah di Indonesia, dipelopori oleh Dr. Robert Manurung dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 1997 dengan fokus ektraksi minyak dari tanaman jarak. Sejak tahun 2004 yang lalu, penelitian ini mendapat dukungan dari Mitsubishi Research Institute (Miri) dan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) dari Jepang (Kompas, 12/5/2005).
Menghadapi krisis kelangkaan BBM dan kenaikan harga BBM di Indonesia, Pemerintah mulai menggali sumber-sumber energi alternatif. Minyak jarak ini pun mulai mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah. Setelah dirintis oleh ITB kemudian diikuti oleh IPB, dan selanjutnya diikuti oleh lembaga pemerintah pusat yaitu BPPT, dan oleh pemerintah daerah seperti Pemprov. Nusa Tenggara Timur, Pemprov. Nusa Tenggara Barat, Pemkab. Purwakarta dan Pemkab. Indramayu, serta oleh BUMN seperti PT. Pertamina, PT. PLN dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), semua saling bekerja sama untuk pengembangan minyak jarak sebagai bahan bakar minyak alternatif ini. Tidak ketinggalan Sekolah Menengah Kejuruan bidang pertanian pun akan mengikuti pengembangan minyak jarak ini, untuk bahan bakar minyak alternatif.
Setidaknya ada satu optimisme peluang pasar minyak jarak ini cukup terbuka dengan munculnya pernyataan Direktur Utama Pertamina yang menyebutkan bahwa Pertamina siap menampung minyak jarak dari masyarakat untuk diproses lebih lanjut sebagai Biodiesel (www.pertamina.com , 18/8/2005). Bahkan Jepang yang terikat komitmen Protokol Kyoto bersiap-siap membeli produk energi alternatif dari minyak jarak ini.

Cara Mengolah

Proses pengolahan minyak jarak untuk menghasilkan biodiesel relatif mudah. Untuk menghasilkan minyak dalam skala kecil (0,5-0,6 ton perawatan hari) cukup dengan mengepres biji jarak yang sudah kering menggunakan mesin diesel satu silinder, sehingga menghasilkan minyak jarak kasardan bungkil.
Tahap selanjutnya adalah menyaring menggunakan mesin penyaring sehingga dihasilkan minyak jarak bersih. Kemudian dilakukan proses pemurnian terhadap minyak jarak yang sudah bersih sampai menghasilkan minyak jarak murni yang siap dijual.
Biodiesel yang diperoleh dari tanaman jarak berupa minyak jarak yang diperoleh dari biji jarak. Menurut Tatang H. Soerawidjaya (2005:1) biodiesel yang dihasilkan dari tanaman Jarak Pagar merupakan minyak lemak semimulus (semi refined fatty oil), yang telah dibersihkan dari fosfor dan asam-asam lemak. Dalam hal ini fosfor merupakan zat yang merugikan karena mesin diesel dapat mengubah fosfor ini menjadi garam atau asam fosfat yang mengendap menjadi kerak di dalam kamar pembakaran atau terbawa keluar sebagai pencemar udara oleh emisi gas buang.

2.     Cara membuat Biosolar / Biodiesel dari Minyak Jelantah

Langkah-langkah yang harus dilakukan :

1. Bahan pelarut (metoxida) dibuat dengan mencampurkan   900 ml methanol   
dan 21 gram NaOH hingga larut selama 15 menit
2. Campurkan metoxida ke dalam ember berisi 3 liter  minyak jelantah dan
 aduk memakai sendok plastik  selama 30 menit atau campuran sudah rata
3. Biarkan 4-12 jam sampai terjadi pengendapan
4. Pengendapan ditandai dengan dua lapisan berbeda warna dengan lapisan
 gelap berada di bawah yang disebut crude gliserin, sedangkan lapisan atas
 berwarna bening, crude BD.
5. Pisahkan crude biodisel dari crude gliserin lalu masukkan ke ember untuk
 dicuci dengan cara mencampurkan air bersih sebanyak dua liter.
6. Pompakan udara melalui pompa udara akuarium dan  biarkan beberapa
 saat sehingga muncul warna putih susu
7. Pisahkan crude biodiesel yang berwarna kuning dengan air warna putih
 melalui selang
8. Biodiesel yang telah bening dimasukkan ke panci lalu  panaskan hingga 100
 derajat beberapa menit agar air dan sisa methanol menguap.
9. Biodiesel yang telah dipanaskan dan didinginkan dapat  langsung dipergunakan untuk mobil maupun mesin diesel industri

BAB III
Penutup
A.   Kesimpulan
Bahan bakar fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbarui dan keberadaanya mulai berkurang sekarang ini, dan salah satunya adalah solar,  bahan bakar jenis ini memiliki banyak dampak bagi lingkungan kita dan menyebabkan krisis energi bila digunakan berlebihan.
Salah satu cara mengatasi masalah  ini dengan menggunakan energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai energi pengganti bahan bakar fosil ini. Di indonesia banyak energi alternatif yang tersedia, dan salah satu yang tersedia adalah tumbuhan yang bermacam-macam.
Tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar yaitu tanaman jarak pagar, yang dapat diolah menjadi biosolar dengan  proses proses yang relatif mudah.
Manfaat dari energi alternatif ini cukup banyak, mulai dari ramah lingkungan, tidak merusak dan dapat menjaga kelestarian alam, dan bermanfaat di bidang ekonomi.

B.   Saran
Bahwa apa yang ada dalam makalah ini hasil pemikiran saya dan juga saya ambil dari berbagai referensi yang berkaitan dengan judul yang ditigaskan kepada kami. Untuk itu marilah kita ambil hikmah dan manfaatnya. Adapun yang menjadi saran kami agar isi makalah ini lebih ditingkatkan lagi, dengan mencari sumber-sumber lain. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi untuk menambah ilmu pengetahuan.

C.   Daftar Pustaka




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar